Sekolah Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dibutuhkan oleh semua desa di Kabupaten Ende. Karena jika BUMDes berjalan dengan baik maka desa sejahtera dan masyarakat pun sejahtera. Dengan adanya Sekolah BUMDes ini maka masyarakat akan tahu bagaimana cara mendirikan, mengelola, dan mempertanggungjawabkan BUMDes.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Flores (Yapertif) Dr. Laurentius D. Gadi Djou, Akt. dalam kegiatan Pembukaan ToT, Launching Sekolah BUMDes, dan Penandatanganan MoU antara Universitas Flores (Uniflor) dengan Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (KDPDTT), Politeknik Keuangan Negara (PKN) STAN, dan Pemerintah Daerah Kabupaten Ende.
Dalam kegiatan yang mengusung tema Mewujudkan BUMDes Unggul Menuju Indonesia Emas tersebut Rektor Uniflor Dr. Willybrordus Lanamana, M.M.A. berharap kegiatan ini tidak hanya sebatas TOT dan launching Sekolah BUMDes saja tetapi dilanjutkan dengan pendampingan terhadap BUMDes terkait.
BPPSDM DPS-Kemendes PDTT, Dahlan, S.E. mengatakan program ini akan dikerjakan secara kolaboratif agar desa-desa yang terlibat dapat menjadi contoh bagi ratusan desa lainnya di Kabupaten Ende.
Sejumlah 16 desa dari 225 desa di Kabupaten Ende dipilih menjadi model BUMDes dalam kegiatan ini. Desa-desa tersebut adalah Desa Ndorurea, Ondorea, Wolotopo, Nuanaga, Detusoko Barat, Ranokolo Selatan, Kamubheka, Tendabonggi, Woloara, Pemo, Jeo Du’a, Watusipi, Kedebodu, Watukamba, Wologai Tengah.
Usai penandatanganan kerja sama dan launching Sekolah BUMDes melalui pengguntingan pita, kegiatan dilanjutkan dengan TOT hingga Sabtu (7/9/24).(2teh).