*Berita ditulis oleh Virgilius Duek, anggota UKM Jurnalistik Uniflor, asal Prodi PGSD.
Selasa (12/11/2024) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Flores (Uniflor) melaksanakan pertemuan sebagai bentuk tanggapan dari permintaan orang tua mahasiswa yang terdampak lansung erupsi Lewotobi dalam memberikan keringanan terhadap biaya perkuliahan bagi mahasiswa/i karena sedang terdampak erupsi Lewotobi.
Pertemuan ini dihadiri oleh Keprodi Virgilius Batelina, S.Pd.,M.Pd., Sekprodi Nining Sar'iyyah, S.Pd.M.Pd., bersama dosen Berty Sadipun, S.Pd.,M.Pd., Adineneng Abdulah, S.Pd.,M.Pd., dan 11 mahasiswa PGSD yang berasal dari desa/kelurahan di Kecamatan Wulanggitang sebagai daerah yang terdampak lansung erupsi Lewotobi.
Dalam pertemuan ini Virgilius Batelina menyampaikan Prodi PGSD akan membantu meneruskan informasi terkait permintaan orang tua mahasiswa/i dalam memberikan keringanan terhadap biaya perkuliahan ke tingkat universitas.
"Harapannya semoga Universitas bisa memberi keringan bagi mahasiswa/i yang terdampak lansung erupsi Lewotobi," ucap Virgilius.
Mertin Koga sebagai mahasiswa PGSD sangat bangga dan bersyukur ketika prodi PGSD siap membantu dalam upaya meringankan kebutuhan perkuliahan mereka.
"Saya merasa beban terhadap kebutuhan perkuliahan saya, orang tua saya petani segala kebutuhan kami termasuk kebutuhan perkuliahan saya dari hasil kebun. Sekarang mereka tidak bisa berkebun karena situasinya sedang tidak kondusif," tutur Martin.
Adineneng Abdulah menyampaikan dukungan tehadap tindakan Prodi karena dengan kondisi gunung Lewotobi yang sampai sekarang ini masih erupsi dan banyak keluarga yang berada di pengungsian, sedangkan kehidupan mereka disana masih berpikir panjang atas uluran tangan dari pihak lain.
"Kalau bisa ada keringanan dari pihak Universitas tentang hal ini, mengingat bencana ini merupakan bencana besar bagi warga Lewotobi dan sekitarnya. Secara ekonomi mereka mengalami penurunan yang sangat drastis terhadap perekonomian masyarakat dan pendidikan anak-anak mereka," ujar Adineneng.
Nining Sar'iyyah menyampaikan untuk sementara Prodi mengumpulkan data-data atau bukti dari mahasiswa di utamakan bagi mahasiswa-mahasiswa yang keluarganya di pengungsian, sehingga data-data itu nanti di teruskan ke fakultas dan ke universitas untuk membantu memberikan keringan dalam pembayaran SKS ataupun Registrasi. Dari data-data yang dikumpulkan nanti akan dicari prioritasnya.(UKMJ).