*Berita ditulis oleh Adelina Virani Malung, anggota UKM Jurnalistik Uniflor dan anggota UKM Uma Rema Class, asal Prodi Agroteknologi.
Masih dalam nuansa memperingati Hari Lingkungan Hidup yang jatuh pada 05 Juni 2024, Uma Rema Class menyelenggarakan sarasehan dan nonton bareng (nobar) film dokumenter yang berlangsung di Aula Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Sabtu (08/06/2024). Acara yang bertemakan Kaum Muda Kampus dan Perubahan Iklim ini mengundang 3 Pemateri yakni Mario Capestrano Gesiradja S.Pd., Gr. dari Koalisi KOPI Ende, Maria Patrisia Wata Beribe dari Kampus Tanpa Dinding, dan Adelina Virani Malung dari Uma Rema Class (URC).
Acara ini melibatkan mahasiswa Program Studi (Prodi) Agroteknologi dan semua organisasi/HMPS selingkup Universitas Flores (Uniflor). Turut hadir Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan FST Josina Irene Brigetha Hutubessy S.P., M.Si.
Dalam sambutannya Josina Hutubessy menyampaikan pentingnya materi juga pengetahuan tentang iklim dibawa ke lingkungan kampus sehingga ia sangat mengapresiasi sarasehan ini. “Harapannya, mahasiswa lebih peduli terhadap lingkungan juga iklim, serta harus ikut andil dalam melestarikan pangan lokal. Karena saya yakin bahwa setiap daerah pasti punya pangan lokalnya dan itu harus dipertahankan," ungkapnya. Ia juga berharap mahasiswa Prodi Agroteknologi lebih peka dan terus maju agar tidak tertinggal.
Sementara itu, Maria Beribe yang juga merupakan founder Kampus Tanpa Dinding dengan fokus programnya berkaitan dengan pemberdayaan perempuan dan anak muda berharap banyak agar kaum muda bisa ikut terlibat dalam menjaga bumi, tidak hanya dalam pikiran tapi melalui aksi nyata. “Sejauh ini, kami selalu mengadakan berbagai kegiatan dengan harapan bahwa bumi ini tetap aman dan nyaman. Dan dalam beberapa kegiatan, kami bergerak bersama mengajak komunitas lain bergabung, mentransfer pengetahuan, kita bisa belajar bersama melalui studi partisipatif agar nantinya terbangun sebuah kesadaran untuk merawat bumi."
Dalam paparan materinya Mario Gesiradja menginspirasi peserta dengan berbagai aksi yang dilakukan komunitasnya dalam kaitannya dengan isu perubahan iklim. "Perubahan iklim mulai terasa ketika revolusi industri mulai muncul. Jika saat ini teman-teman merasa hujan dan panas seperti tidak pada bulannya atau musimnya, maka ini yang dinamakan perubahan iklim. Kita mungkin merasa biasa saja. Tetapi orang-orang tua merasakan perbedaan yang mencolok. Mulai dari musim tanam yang bergeser juga panas hujan yang tidak menentu."
Koalisi KOPI dalam menyuarakan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim membalut aksi-aksinya semenarik mungkin. Anak muda bebas bersuara melalui seni musik, puisi, tari, monolog dan berbagai aksi menarik lainnya. Ada beberapa perhelatan yang diselenggarakan Koalisi KOPI setiap tahunnya yakni Jambore GRUF (Gotong Royong Untuk Flobamoratas) dan Pesta Raya Flobamoratas yang akan mempertemukan berbagai komunitas peduli lingkungan dan peduli perubahan iklim yang ada di Nusa Tenggara Timur.
URC sebagai penyelenggara kegiatan, juga turut membagikan beberapa aksi nyata yang telah dan sedang dilakukan dalam kepedulian terhadap lingkungan. Vira Malung dalam materinya menyampaikan bahwa menjaga lingkungan bisa dimulai dari hal yang sederhana. "Kami di URC ketika menyelenggarakan kegiatan, jarang sekali kami membeli air kemasaan. Kami selalu meminta peserta untuk membawa botol minum sendiri dan kami yang menyiapkan air galon. Ini sebenarnya aksi sederhana tetapi berpengaruh nyata terhadap lingkungan, dimana kita tidak menyumbang sampah plastik dan kegiatan kita bertemakan zero waste," ungkapnya.
Sebelum menutup kegiatan, Adelina dan pemateri lainnya berharap bahwa ilmu pengetahuan yang didapatkan dari sarasehan hari ini tidak hanya didengarkan saja, namun dapat diimplementasikan baik untuk diri sendiri juga di komunitas masing-masing.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan nobar film documenter produksi Taman Baca Anak Merdeka kolaborasi dengan koalisi KOPI Ende.(Vira).